Thursday, October 26, 2017

PENGEMBANGAN RENCANA BISNIS INFORMATIKA - ASPEK KEUANGAN

Komponen Biaya/Anggaran
1.Komponen biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung atau direct cost merupakan seluruh biaya permanen yang melekat pada hasil akhir konstruksi sebuah proyek. Biaya langsung terdiri dari :
a)Biaya bahan/material
Merupakan harga bahan atau material yang digunakan untuk proses pelaksanaan konstruksi, yang sudah memasukan biaya angkutan, biaya loading dan unloading, biaya pengepakkan, penyimpanan sementara di gudang, pemeriksaan kualitas dan asuransi
b)Upah Tenaga Kerja
Biaya yang dibayarkan kepada pekerja/buruh dalam menyelesaikan suatu jenis pekerjaan sesuai dengan keterampilan dan keahliannya.
c)Biaya Peralatan
Biaya yang diperlukan untuk kegiatan sewa, pengangkutan, pemasangan alat, memindahkan, membongkar dan biaya operasi, juga dapat dimasukkan upah dari operator mesin dan pembantunya.
2. Komponen biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung atau indirect cost adalah biaya yang tidak melekat pada hasil akhir konstruksi sebuah proyek tapi merupakan nilai yang dipungut karena proses pelaksanaan konstruksi proyek. Biaya tidak langsung terdiri dari :

a)Overhead umum
Overhead umum biasanya tidak dapat segera dimasukkan ke suatu jenis pekerjaan dalam proyek itu, misalnya sewa kantor, peralatan kantor dan alat tulis menulis, air, listrik, telepon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya-biaya notaris, biaya perjalanan dan pembelian berbagai macam barang-barang kecil.
b)Overhead proyek
Overhead proyek ialah biaya yang dapat dibebankan kepada proyek tetapi tidak dapat dibebankan kepada biaya bahan-bahan, upah tenaga kerja atau biaya alat-alat seperti misalnya; asuransi, telepon yang dipasang di proyek, pembelian tambahan dokumen kontrak pekerjaan, pengukuran (survey), surat-surat ijin dan lain sebagainya. Jumlah overhead dapat berkisar antara 12 sampai 30 %.
c)Profit
Merupakan keuntungan yang didapat oleh pelaksana kegiatan proyek (kontraktor) sebagai nilai imbal jasa dalam proses pengadaan proyek yang sudah dikerjakan. Secara umum keuntungan yang yang diset oleh kontraktor dalam penawarannya berkisar antara 10 % sampai 12 % atau bahkan lebih, tergantung dari keinginan kontrakor.
d)Pajak
Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh dan lainnya atas hasil operasi perusahaan.

Estimasi Biaya
Menurut Iman Soeharto (1997), estimasi biaya proyek memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada tahap awal dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun suatu proyek.
Beberapa metode estimasi biaya menurut Soeharto (1997) adalah sebagai berikut :
1. Metode Parameter, ialah metode yang mengaitkan biaya dengan karakteristik fisik tertentu dari obyek, misalnya : luas, panjang, berat, volume dan sebagainya.
2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu, yaitu dengan mencari angka perbandingan antara harga pada suatu waktu (tahun tertentu) terhadap harga pada waktu (tahun) yang digunakan sebagai dasar. Juga pemakaian data dari manual, hand book, katalog, dan penerbitan berkala, amat membantu dalam memperkirakan biaya proyek.
3. Metode menganalisis unsur-unsurnya (Elemental Cost Analysis), yaitu dengan cara menguraikan lingkup proyek menjadi unsur-unsur menurut fungsinya.
4. Metode faktor, yaitu dengan memakai asumsi bahwa terdapat angka korelasi diantara harga peralatan utama dengan komponen-komponen yang terkait.
5. Quantity take-off, yaitu dengan membuat perkiraan biaya dengan mengukur kuantitas komponen-komponen proyek dari gambar, spesifikasi, dan perencanaan.
6. Metode harga satuan, yaitu dengan memperkirakan biaya berdasarkan harga satuan, dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume total pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per unitnya (per meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung.
7. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan, yaitu metode yang memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani, sehingga angka-angka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
Sehingga biasanya suatu proyek dimulai dengan kebutuhan macam estimasi yang kurang terperinci dan selanjutnya dapat dikelompokkan dalam urutannya, sebagai berikut :
1. Estimasi pendahuluan, dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka upaya pendekatan kelayakan ekonomi di samping tujuan pengendalian pembiayaan.
2. Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya, serta harga satuan pekerjaan.
3. Estimasi definitif, merupakan gambaran pembiayaan dan pertanggungjawaban rampung untuk suatu proyek dengan hanya kemungkinan kecil terjadi kesalahan.

Penyusunan Anggaran Perusahaan
Di dalam penganggaran (budgeting) terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui agar anggaran tersebut dapat digunakan oleh organisasi atau instansi. Tahapan tersebut antara lain:
1. Penentuan pedoman anggaran
Anggaran yang akan dibuat pada tahun akan datang sebaiknya disiapkan disiapkan bebrapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai.
Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen puncak melakukan dua hal yaitu:
·         Menetapkan rencana besar perusahaan, seperti tujuan, kebaikan dan asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran.
·         Membentuk panitia penyusun anggaran
·         Persiapan anggaran
Dalam persiapan anggaran bagian-bagian yang terkait dengan anggaran mengadakan rapat untuk membuat suatu anggaran, dalam pembuatan suatu anggaran ditentukan juga ramalan penjualan setelah penyusunan ramalan penjualan bagian pemasaran bekerja sama dengan manajer umum dan manajer keuangan untuk menyusun anggaran :
o   Anggaran Penjualan
o   Anggaran beban penjualan
o   Anggaran piutang usaha
Setelah itu manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan umum untuk menyusun :
·         Anggaran produksi
·         Anggaran biaya pabrik
·         Anggaran persediaan
·         Anggaran piutang usaha
Anggaran tersebut dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat ole manajer pemasaran. Manajer umum bekerja sama dengan manajer keuangan menyusun Anggaran beban administrasi umum Setelah itu manajer keuangan bekerja sama dengan manajer lainnya menyusun:
·         Anggaran laba rugi
·         Anggaran neraca
·         Anggaran kas
·         Penentuan anggaran
Pada tahap penentuan anggaran semua manajer beserta direksi mengadakan rapat kegiatan:
o   Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran
o   Koordinasi dan peneelaahan komponen anggaran
o   Pengesahaan dan pendistribusian
o   Pelaksanaan anggaran
Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi aggaran setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan pada direksi.

Penyusunan CashFlow
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :
1. Cash inflow
Cash inflow adalah aliran uang yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan uang (penerimaan uang). Aliran uang masuk (cash inflow) terdiri dari:
•    Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
•    Penagihan piutang dari penjualan kredit.
•    Penjualan aktiva tetap yang ada.
•    Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
•    Pinjaman/hutang dari pihak lain.
•    Penerimaan sewa dan pendapatan lain.

2. Cash out flow
Cash out flow adalah aliran uang yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran uang. Aliran uang keluar (cash out flow) terdiri dari :
•    Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
•    Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
•    Pembelian aktiva tetap.
•    Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
•    Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
•    Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.

Laporan aliran uang ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

Time Value of Money dan Tingkatan Suku Bunga
1. Konsep nilai waktu dari uang
Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu dari uang merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang pada waktu sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang pada masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.
Waktu akan meruba nilai uang dengan sendiri nya tanpa ada aturan tertentu yang mengharuskan perubahan nilai uang dengan jangka waktu tertentu. Serta seberapa besar perubahan nilai uang tersebut.
Perubahan nilai uang sering dibandingkan oleh orang awam sebanding dengan nilai dari bahan- bahan pokok. Sebut saja seorang ibu rumah tangga sering mengeluhkan semakin mahal nya harga – harga bahan pokok yang semakin meningkat dan sering pula membandingkan nya dengan masa sebelum nya.
Contohnya, seorang ibu rumah tangga pada masa lalu dengan uang sejumlah Rp. 10.000,- dapat membeli berbagai bahan pokok, tetapi pada masa sekarang dengan uang sejumlah Rp. 10.000,- hanya dapat membeli satu kilogram beras saja. Atau harga dari satu gram emas pada masa lalu seharga Rp. 30.000,- per gram tetapi pada masa sekarang harga satu gram emas dapat mencapai Rp. 100.000,- per gram nya.
Hal tersebut dapat membuktikan perubahan nilai uang terhadap suatu barang yang bersifat tetap tetapi yang berubah adalah nilai dari uang tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai uang sejumlah Rp. 10.000,- pada masa lalu akan berbeda dengan nilai uang Rp. 10 000; sekarang dan akan berbeda pula dengan nilai Rp 10.000,-  pada saat sepuluh tahun mendatang. Hal tersebut sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan banyak faktor yang mempengaruhinya seperti.adanya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dan lain-lain.
Konsep time value of money ini sebenarnya ingin mengatakan bahwa jika Anda punya uang sebaiknya -bahkan seharusnya diinvestasikan, sehingga nilai uang itu tidak menyusut dimakan waktu. Sebab, jika uang itu didiamkan, ditaruh di bawah bantal, brankas, atau lemari besi maka uang itu tidak bekerja dan karenanya nilainya semakin lama semakin turun.
Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun berikutnya.

2. Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga yaitu sebagai harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga sebagai harga ini bisa juga dinyatakan sebagai harga yang harus dibayar apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah nanti.
Jadi tingkat suku bunga merupakan persentase dari modal yang dipinjam dari pihak luar atau tingkat keuntungan yang didapatkan oleh penabung di Bank atau tingkat biaya yang dikeluarkan oleh investor yang menanamkan dananya pada saham.
Menurut teori klasik, bunga adalah bagian dari penggunaan dana yang tersedia untuk dipinjamkan (Loanable Fund). Harga ini terjadi di pasar dana investasi, ini terjadi dimana pada periode waktu tertentu anggota masyarakat memilki kelebihan dari pendapatan kemudian menabung kelebihan pendapatannya.
Terdapat dua pandangan berbeda mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga (Sukirno, 1994:33) :
a.    Menurut pandangan ahli ekonomi klasik, tingkat bunga dipengaruhi oleh permintaan atas tabungan oleh para investor dan penawaran tabungan oleh rumah tangga.
b.   Menurut pandangan Keynes, tingkat bunga dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar dan preferensi liquiditas atau permintaan uang. Preferensi liquiditas adalah permintaan terhadap uang seluruh masyarakat dalam perekonomian.
Dalam hubungannya dengan permintaan uang, tingkat bunga bisa dibedakan menjadi dua yaitu tingkat bunga dalam negeri dan tingkat bunga luar negeri. Perbedaaan tingkat bunga diantaranya disebabkan beberapa faktor, yaitu : (Sukirno, 2000:385)
a.    Perbedaan resiko, pinjaman pemerintah membayar tingkat bunga yang lebih rendah dari pada tingkat bunga pinjaman swasta karena resikonya lebih kecil.
b.   Jangka waktu pinjaman, semakin lama waktu pinjaman semakin besar tingkat bunga.
c.    Biaya administrasi pinjaman, pinjaman yang lebih sedikit jumlahnya akan membayar tingkat bunga yang lebih tinggi.
Dalam realitas sehari-hari terdapat empat macam suku bunga (Khalwaty, 2000:162) yakni :
a.    Suku bunga dasar, yaitu tingkat suku bunga yang ditentukan oleh Bank Sentral atas kredit yang diberikan kepada perbankan dan tingkat suku bunga yang ditetapkan bank sentral untuk mendiskonto surat-surat berharga yang ditarik atau diambil alih oleh Bank Sentral.
b.   Suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang sesungguhnya dibebankan kepada debitur dalam jangka waktu satu tahun apabila suku bunga nominal akan sama dengan nilai suku bunga efektif.
c.    Suku bunga nominal, yaitu tingkat suku bunga yang ditentukan berdasarkan jangka waktu satu tahun.
d.   Suku bunga padanan, yaitu suku bunga yang besarnya dihitung setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun untuk sejumlah pinjaman atau investasi selama jangka waktu tertentu yang apabila dihitung secara anuitas akan memberikan penghasilan bunga dengan jumlah yang sama.
Jika tingkat suku bunga dalam negeri naik, maka permintaan uang akan meningkat. Lain halnya dengan permintaan uang kuasi. Hubungan antara suku bunga dalam negeri dengan jumlah uang kuasi adalah positif. Menurut penelitian Boorman (dalam Azis, 2002:24), jika suku bunga domestik naik maka jumlah uang kuasi akan meningkat apabila faktor lain tetap (Cateris Paribus). (www.google.co.id).
Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih cenderung menyimpan uangnya di bank sehingga jumlah tabungan maupun deposito baik rupiah dan valuta asing akan bertambah. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga domestik turun masyarakat cenderung lebih suka menyimpan uang tunai, ini berarti jumlah uang kuasi akan menurun.
Menurut teori Preferensi likuiditas (Mankiw, 2003:265): Tingkat bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan permintan dan penawaran untuk aset perekonomian yang palin likuid (uang). Tingkat bunga salah satu determinan dari beberapa banyak uang yang ingin dipegang orang.
Tingkat bunga merupakan biaya oppurtunitas dari memegang uang yang tidak menghasilkan bunga. Ketika tingkat bunga naik orang-orang ingin memegang lebih sedikit uang. Orang-orang yang memegang kelebihan jumlah uang yang beredar berusaha mengubah sebagian diantaranya dari bentuk uang yang tidak menghasilkan bunga menjadi deposito di bank atau obligasi yang dapat mengasilkan bunga. Untuk menarik kembali dana, Bank dan penerbit obligasi merespon dengan menaikkan tingkat bunga, dimana orang akan merasa aman dengan forto folio aset moneter dan aset non moneter mereka (Mankiw, 2003:266).
Jadi menurut teori preferensi likuiditas, penurunan jumlah uang beredar menaikkan tingkat bunga, dan kenaikan jumlah uang beredar menurunkan tingkat bunga. Dengan melakukan kebijakan uang ketat pemerintah berusaha melakukan pengontrolan terhadap jumlah uang yang beredar.
Menurut pandangan klasik Keynes (Nopirin, 2000:90) mendefenisikan tingkat bunga sebagai fenomena moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi, selama uang mempengaruhi tingkat bunga.
Dari beberapa pendapat dan pengertian yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga selalu menjadi ukuran bagi masyarakat dalam menentukan preferensinya antara menabung (saving) atau menginvestasikan dana yang dimilikinya. Namun pada saat kondisi tingkat suku bunga tinggi, maka hal ini akan mempengaruhi peredaran uang di masyarakat, karena mereka cenderung untuk menabung sebab hal ini dapat menguntungkan mereka. Sehingga hal tersebut dapa mengakibatkan uang yang beredar akan berkurang.

Kriteria Investasi
Kriteria investasi merupakan indeks-indeks untuk mencari suatu ukuran tentang baik tidaknya atau layak tidaknya suatu proyek (usaha). Karena itu penentuan layak tidaknya suatu usaha yang direncanakan akan dilaksanakan atau tidak ditentukan oleh kemungkinan keuntungan finansial yang dapat diperoleh. Menilai kelayakan usaha adalah cara yang ditempuh untuk menentukan layak (feasible) tidaknya suatu usaha dilaksanakan. Pada umumnya, apabila penilaian kelayakan usaha dilakukan dengan benar dan hasilnya menunjukkan bahwa usaha yang direncanakan itu layak untuk dilaksanakan, maka pelaksanaannya jarang mengalami kegagalan, kecuali penilaian kelayakan usaha dilakukan dengan data yang tidak benar dan/atau karena adanya faktor-faktor yang tidak dapat terkontrol, misalnya terjadi bencana alam.
Ada beberapa kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan usaha melalui analisis manfaat finansial. Dari sekian banyak kriteria tersebut ada empat yang paling banyak digunakan. Setiap kriteria/indeks menggunakan present value (nilai kini) yang telah di-discount dari arus manfaat (penerimaan) dan biaya selama umur proyek. Ada banyak indeks kriteria Investasi yang dapat digunakan. Namun tidak satupun dari berbagai kriteria tersebut disetujui orang secara universal sebagai yang bermanfaat di dalam setiap keadaan. Setiap kriteria mempunyai kebaikan serta kelemahan. Si penilai proyek harus memutuskan kriteria manakah yang paling tepat digunakan sesuai dengan keadaannya.
Lima kriteria Investasi yang paling banyak digunakan adalah :
1.    Net Present Value (NPV) dari arus manfaat dan biaya.
2.    Internal Rate of Return (IRR)
3.    Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C)
4.    Gros Benefit – Cost Ratio (Gros B/C)
5.    Profitability Ratio (PV/K)

Dari lima kriteri tersebut, ketiga kriteria pertama (NPV, IRR dan B/C) lebih dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu, sedangkan yang kedua terakhir (Gros B/C dan PV/K) mendapat kritik dari segi teorinnya.
Setiap kriteri tersebut digunakan untuk menentukan diterima tidaknya (layak tidaknya) suatu rencana proyek yang diusulkan dipandang dari aspek profitabilitas komersil.

Sumber:

No comments:

Post a Comment