Spesifikasi
Produk/Jasa
Spesifikasi barang/jasa yang disusun hendaklah memiliki
karakteristik 4 (empat) yaitu : tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, dan
tepat lokasi.
A.
Tepat jumlah artinya barang/jasa yang dibeli
atau diadakan tidak berlebih atau kurang dari yang dibutuhkan.
B.
Tepat mutu artinya mutu barang/jasa yang dibeli
tidak terlalu baik sehingga menjadi terlalu mahal, apalagi terlalu jelek
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna barang/jasa. Sehingga sasaran
pengadaan efektif (berhasil guna) tidak tercapai.
C.
Tepat waktu artinya kedatangan barang/jasa yang
dibutuhkan tidak terlambat atau lebih cepat sehingga membutuhkan tempat
penyimpanan lebih lama dari yang seharusnya.
D.
Tepat lokasi artinya barang/jasa yang diterima
tepat pada lokasi yang membutuhkan. Salah pengiriman barang/jasa ketempat yang
tidak membutuhkan akan menimbulkan tambahan biaya yang tidak perlu sehingga
sasaran pengadaan efisien (berdaya guna) tidak tercapai.
E.
Akuntabel artinya dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum formal. Atau dengan kata lain tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Spesifikasi berfungsi sebagai media informasi dan
perbandingan antara pengguna barang/ jasa dengan penyedia barang/jasa.
Kejelasan spesifikasi barang/jasa, merupakan langkah awal dalam upaya
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan barang/jasa.
Dalam spesifikasi barang/jasa, tertuang beberapa informasi
tentang hal-hal berikut ini :
1. Barang/jasa seperti apa yang sesungguhnya dibutuhkan
(dalam hal mutu, tipe, ukuran, kinerja, dan sebagainya).
2. Bagaimana mutu barang/jasa tersebut akan diukur.
3. Berapa banyak barang/jasa tersebut akan diperlukan.
4. Kapan banyak barang/jasa tersebut diperlukan.
5. Dimana banyak barang/jasa tersebut harus diserahkan.
6. Moda transportasi dan cara pengangkutan barang seperti
apa yang harus dipersyaratkan.
7. Persyaratan seperti apa yang harus dimiliki oleh penyedia
barang/ jasa agar mampu memasok dengan efektif.
8. Tanggung jawab penyedia barang/jasa yang harus dipenuhi
dan informasi seperti apa yang akan diberikan kepada Penyedia barang/jasa.
Kegagalan dalam menyusun dan menetapkan spesifikasi
barang/jasa yang tepat akan berdampak serius pada :
1. Operasi bisa terhenti sebagai akibat barang/jasa yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi tidak tersedia.
2. Barang yang dibeli mungkin rusak dan tidak dapat
digunakan lagi sebagai akibat kemasan yang tidak memadai (karena tidak
dipersyaratkan dalam spesifikasi).
3. Barang yang dibeli mengandung material yang dilarang
negara (karena tidak dipersyaratkan dalam spesifikasi).
4. Mesin yang dibeli tidak bekerja sempurna atau tidak
sesuai harapan.
5. Jumlah barang yang dibeli ternyata berlebih dan berdampak
pada peningkatan kebutuhan gudang dan kemungkinan kadaluarsa.
6. Penyedia barang/jasa ternyata tidak memberikan jasa
pemeliharaan dan/atau pelayanan purna jual.
Ketentuan tentang Spesifikasi
1. Spesifikasi teknis benar-benar sesuai dengan kebutuhan
pengguna/penerima akhir;
Tujuan utama penyusunan spesifikasi teknis adalah memenuhi
kebutuhan pengguna akhir sehingga barang/ jasa yang didapatkan memberi outcome
bahkan benefit yang efektif dalam rangka pencapaian target dan sasaran
pengadaan yang telah ditetapkan.
2. Tidak mengarah kepada merek/produk tertentu, kecuali
untuk pengadaan suku cadang;
Prinsip mempertahankan tingkat kompetisi pada level yang
ideal bertujuan untuk mendapatkan barang/jasa yang efektif dan efisien.
Mengarah pada satu merek tertentu menempatkan barang/jasa pada kotak bottleneck
dan penyedia cenderung menjadi exploit. Mengarah pada merek tertentu hanya
diperbolehkan untuk barang/ jasa yang telah dilingkupi oleh perjanjian yang
lebih tinggi seperti kontrak payung LKPP terkait e-Catalog atau pengadaan suku
cadang.
Membuka persaingan dengan tidak mengarah pada merek tertentu
harus dimulai sejak identifikasi kebutuhan. KAK mesti memberikan referensi
minimal 2 merek/produk referensi yang direkomendasikan PA/KPA atau pengguna
akhir. Yang perlu diingat, persaingan tidak hanya pada spesifikasi teknis,
namun juga pada harga. Sehingga referensi ini mestinya juga menjadi
pertimbangan dalam penetapan HPS.
3. Memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri;
Spesifikasi teknis wajib mempertimbangkan penggunaan
produksi dalam negeri sesuai dengan kemampuan industri nasional dan juga tenaga
ahli dan/atau penyedia barang/ jasa dalam negeri. Harus diteliti sebaik-baiknya
agar komponen spesifikasi benar-benar mengarah pada hasil produksi dalam negeri
dan bukan barang/jasa impor yang dijual di dalam negeri. Dalam hal sebagian
bahan untuk menghasilkan barang/jasa produksi dalam negeri berasal dari impor,
dipilih barang/jasa yang memiliki komponen dalam negeri paling besar;
4. Memaksimalkan penggunaan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Spesifikasi teknis semaksimal mungkin mengacu pada SNI
dengan tetap memperhatikan kemampuan atau potensi nasional atau standar lain
yang berlaku dan/atau standar internasional yang setara dan ditetapkan oleh
instansi terkait yang berwenang bila tidak.
Syarat-syarat Spesifikasi yang baik.
Semua spesifikasi harus memenuhi lima “ C’S “ yaitu
• Clear (Jelas) yaitu Mengandung cukup informasi bagi
penyedia untuk menentukan kesesuaian pekerjaan dengan kebutuhan dan apa
dampaknya terhadap biaya
• Concise (Singkat padat) yaitu Hanya mengandung informasi
esensial yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
• Comprehensive (Menyeluruh) yaitu dapat memberikan gambaran
ruang lingkup pakerjaan sampai hasil pengadaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna
akhir
• Consistent (Konsisten)yaitu kriteria yang dipersyaratkan
tidak berubah ubah.
• Correct (Benar)yaitu spesifikasi yang ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan pengguna akhir (end user) dan Menghindari spesifikasi yang
berlebihan atas suatu kebutuhan.
Segmentasi Pasar
1. Segmentasi Pasar berdasarkan Geografi
Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian
geografi seperti negara, wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi yang
dipandang potensial dan menguntungkan akan menjadi target operasi perusahaan.
2. Segmentasi Pasar berdasarkan Demografi
Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
dengan dasar pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat
pendidikan.
3. Segmentasi Pasar berdasarkan Psikografi
Segmentasi psikografi menelaah bagaimana konsumen dengan
segmen demografi tertentu merespon suatu stimuli pemasaran.
4. Segmentasi Pasar berdasarkan Sociocultural
Sebagai dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar,
segmentasi sosiokultural yang memiliki variabel sosiologis (kelompok) dan
antropologis (budaya) dibagi dalam segmen yang sesuai tahap pada:
·
Daur hidup keluarga
·
Kelas sosial
·
Budaya dan sub budaya
·
Lintas budaya atau segmentasi pemasaran global
5. Segmentasi Pasar berdasarkan hubungan secara ekstrim
Merupakan bentuk efektif segmentasi bagi penggunaan merek,
seperti:
·
Tingkat penggunaan: beda segmentasi terletak
pada pengguna berat, pengguna sedang, dan pengguna ringan. Bukan pengguna
sebuah produk, jasa, atau merek khusus.
·
Tingkat kesadaran: kesadaran konsumen pada
produk, kesiapan membeli produk, atau apakah konsumen membutuhkan informasi
tentang produk tersebut.
·
Loyalitas merek: Loyalitas konsumen pada merek
dijadikan perusahaan sebagai identifikasi karakteristik konsumen di mana mereka
bisa langsung menjadi pendukung promosi ke orang dengan karakteristik yang sama
namun dengan populasi yang lebih besar.
6. Segmentasi berdasarkan situasi penggunaan
Kesempatan atau situasi bisa menentukan apakah konsumen akan
membeli atau mengkonsumsi. Segmentasi ini dibuat untuk membantu perusahaan
memperluas penggunaan produk.
7. Segmentasi berdasarkan benefit
Bentuk segmentasi yang mengklasifikasikan pembeli sesuai
dengan menfaat berbeda yang mereka cari dari produk merupakan bentuk segmentasi
yang kuat. Sebuah studi yang melakukan pengujian apakah yang mengendalikan
preferensi konsumen terhadap micro atau craftbeer, teridentifikasi lima
keuntungan strategic brand, yaitu:
·
Fungsional (contoh kualitas)
·
Nilai uang
·
Manfaat sosial
·
Manfaat emosi positif
·
Manfaat emosi negatif
8. Segmentasi hybrid
Segmen ini dibentuk berdasarkan kombinasi beberapa variabel
segmen yang membentuk sebuah segmen tunggal. Sebagai contoh segmen
geodemografis, sangat berguna untuk menemukan prospek terbaik bagi seorang
pengiklan atau pemasar dalam menemukan kepribadian, tujuan, dan ketertarikan
dan diisolasikan di mana mereka hidup.
9. Segmentasi Pasar berdasar Tingkah Laku
Segmentasi ini dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap,
penggunaan, atau reaksi pembeli terhadap suatu produk.
Analisis Situasi
Pasar
Analisis segmentasi pasar adalah proses estimasi luas pasar
yang memilliki respons yang sama (liat gambar) yang diperkirakan akan menjadi
calon pembeli yang menguntungkan dengan cara:
·
Mendefinisikan pasar produk yang dilayani.
·
Menganalisis industri untuk mengetahui peluang
dan daya tarik pasar.
·
Menganalisis pesaing kunci untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan pesaing.
·
Mengembangkan profil konsumen untuk mengetahui
segmen pasar yang profitable.
Analisis Pesaing
Analisis persaingan adalah usaha mengidentifikasi ancaman,
kesempatan atau permasalahan strategis yang terjadi akibat perubahan persaingan
potensial serta kekuatan dan kelemahan pesaing.
Analisis berguna untuk mendasari keputusan tentang produk
yang dipasarkan agar kemudian diperoleh laba yang optimal. Pasar berubah karena
adanya perubahan kebutuhan pembeli, teknologi baru, kekuatan sosial-ekonomi,
dan kegiatan persaingan. Perubahan-perubahan ini menciptakan peluang dan
ancaman baru bagi perusahaan untuk melayani pasar.
Lantas, bagaimana cara menyusun analisis persaingan pasar
bagi produk barang atau jasa anda? berikut adalah penjelasannya.
A.
Identifikasi Pasar
Dalam melakukan identifikasi pesaing, anda harus
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Brand competitors: Perusahaan-perusahaan yang menawarkan
produk/jasa yang sama bagi konsumen yang sama dengan harga yang sama.
2) Product form: Perusahaan-perusahaan lain yang membuat dan
menawarkan competitors kategori produk/jenis produk/kelas produk yang sama.
3) Generic competitors: Perusahaan-perusahaan lain yang
menawarkan produk/jasa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sama.
4) Desired competitors: Perusahaan-perusahaan lain yang
menawarkan produk/jasa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sama.
B.
Identifikasi Strategi Pesaing
Dalam melakukan identifikasi strategi pesaing ini, anda
perlu memperhatikan juga beberapa hal berikut ini:
1. Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan produk
yang sejenis, maka semakin bersaing.
2. Dalam suatu industri, pesaing-pesaing dalam industri yang
bersangkutan dikelompokan dalam grup-grup. Setiap grup melakukan strategi yang
berbeda dengan grup yang lain. Misalnya:
a. Citra kualitas
b. Teknologi yang dipakai
c. Pasarnya
d. Metode produksinya
C.
Objek Pesaing
Melakukan analisis terhadap objek pesaing diawali asumsi
bahwa setiap pesaing mempunyai objective mix dengan bobot yang berbeda. Anda
harus mengetahui bagaimana pesaing memberi bobot pada:
a. Profitabilitasnya
b. Pertumbuhan market share-nya
c. Cashflow-nya
d. Leadership dalam teknologinya.
Dengan demikian anda bisa melihat apakah objek pesaing
mendominasi dalam penguasaan segmen produk. Sehingga anda bisa memosisikan
objek dari produk anda.
D.
Penilaian Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Anda harus mulai mengumpulkan data-data kunci tentang kekuatan
dan kelemahan pesaing bisnis anda. Seperti:
a. Penjualan
b. Market Share
c. Profit Margin
d. Cashflow
e. Investasi Baru
Intinya, dalam hal bisnis persaingan akan membuat usaha anda
semakin berkembang, dengan catatan bahwa anda mempelajari peta kekuatan para
pesaing. Karena point penting dari mempelajari kekuatan dan kelemahan pesaing
adalah membuat perusahaan menjadi selangkah lebih maju dan mendatangkan profit
yang lebih banyak dari sebelumnya.
Strategi Promosi
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran,
artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan
perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001 : 219).
Sementara Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti
promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi
”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan
pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan
datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang
ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan
perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan
pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.
Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut
Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan
membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang
perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan
promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan
membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan
yang bersangkutan.
Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama
menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau
menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak
kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru,
diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk
tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk
tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya
serangan yang datang dari para pesaing.
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya
bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau
pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan
penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler,
2001:98-100)
1. (Advertising),
yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang
ditujukan untuk merangsang pembelian.
2. Penjualan
Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan
presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan
untuk merangsang pembelian.
3. Publisitas
(Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau
kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada
umumnya bersifat ilmiah).
4. Promosi
Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk
diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
5. Pemasaran
Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara
langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.
Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat
dikelompokkan berdasar tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Customer
promotion, yaitu promosi yang bertujuan untuk mendorong atau merangsang
pelanggan untuk membeli.
2. Trade
promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang atau
mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir dan importir untuk
memperdagangkan barang / jasa dari sponsor.
3. Sales-force
promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada
penjualan.
4. Business
promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan
baru, mempertahankan kontrak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk
baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.
Namun yang jelas apapun jenis kebutuhan yang akan
diprogramkan untuk dipengaruhi, tetap pada perencanaan bagaimana agar
perusahaan tetap eksis dan berkembang. Apalagi jika perusahaan tersebut
mempunyai lini produk lebih dari satu macam.
Ada 3 gagasan utama dalam perencanaan bisnis yang
dikemukakan oleh Kotler-AB. Susanto (2000 : 80) :
1. Bahwa bisnis
perusahaan seharusnya seperti ” Portofolio Investment ”, yaitu perlu diputuskan
bisnis mana yang dapat dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau bahkan
mungkin dihentikan. Karena tiap bisnis memiliki keuntungan masing-masing dan
sumber daya perusahaan harus dikelola sesuai dengan potensi yang menguntungkan.
2. Berorientasi
pada potensi keuntungan di masa depan dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan
pasar dan posisi serta kesesuaian perusahaan. Tidak cukup dengan mengandalkan
penjualan dan keuntungan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya sebagai
panduan.
3. Strategi.
Perusahaan harus memiliki dan menetapkan rencana kerja untuk mencapai sasaran
jangka panjang dengan melihat posisi industri (lihat Identifikasi Pesaing),
sasaran, peluang keahlian serta sumber daya perusahaan.
Di samping tiga gagasan utama di atas, perlu pula dilakukan
analisa atau pendekatan-pendekatan untuk menanggapi adanya perubahan-perubahan
pada kondisi pasar yang bisa berdampak pada faktor biaya, Tjiptono (2000 : 7-
8).
Sehingga dengan melakukan analisa dapat dilakukan antisipasi
agar tidak keluar biaya yang tidak terkontrol yang dapat mempengaruhi kebijakan
perusahaan.
Media Promosi
Berbasis TI
Untuk memperluas jaringan distribusi, kenyamanan pelanggan
dan jangkauan pasar yang lebih luas, biasanya beberapa perusahaan membuka
sebuah situs untuk memperpendek jarak antara konsumen dengan produsennya. Hal
ini juga dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan kartu kredit sebagai alat
pembayarannya.
Sumber:
No comments:
Post a Comment